Huft, capek juga setelah berlama-lama bermusuhan dengan waktu, akhirnya hari ini jadi juga saya menulis sebuah artikel. Siapa tahu nanti traffic bisa naik? Hehe…
Well, sebenarnya saya tidak selatah itu  juga. Ada alasan mengapa saya ingin menuliskan sedikit pendapat saya  tentang Indonesia dan Malaysia. Saya ingin sedikit menyinggung hal-hal  sensitif yang membuat negara satu rumpun ini bisa bermusuhan dengan  sengitnya dalam hampir segala lini. Tidak hanya pada sepakbola, namun  juga aspek-aspek lain dalam hidup. Mungkin, tulisan ini akan cukup  nyambung dengan tulisan saya yang terdahulu, bersatu dalam perbedaan.
Oke, sekarang mari kita membicarakan  tentang Indonesia vs Malaysia. Mengapa kedua negara ini bisa berseteru  begitu hebatnya? Apa yang menyebabkannya begitu? Apakah ada sebuah  sejarah khusus antara keduanya? Sebelum membahas lebih jauh lagi,  marilah kita tengok, isu-isu apa saja yang terjadi antara Indonesia dan  Malaysia.
Dalam perspektif saya, Malaysia beberapa  kali membuat kesal warga Indonesia dengan berbagai macam kegiatannya.  Sebut saja pada beberapa usaha mereka untuk mengaku-ngaku kekayaan  budaya Indonesia. Selain itu, juga ada beberapa usaha Malaysia yang  ditulis oleh media Indonesia seabagai usaha untuk menggerogoti daerah  kekuasaan Indonesia. Mungkin, berita di Malaysia juga tidak beda, di  mana Indonesia dianggap seperti penjahat. Saya yakin, media dari  keduabelah pihak pastilah terhegemoni dalam kondisi masyarakat yang  rata-rata sudah saling curiga.
Secara logis, saya benci dengan Malaysia  yang seperti itu. Tapi mungkin perlu kita ingat, bahwa bukan Malaysia  sebagai keseluruhan yang melakukannya. Yang melakukannya adalah  oknum-oknum pemerintah Malaysia. Hal ini tidak ada bedanya dengan fakta  bahwa saya benci anggota DPR Indonesia yang suka seenaknya. Atau fakta  bahwa saya benci pada banyaknya pejabat negara yang korup. Mereka dari  Indonesia dan saya benci. Benar-benar benci!
Jadi, dari pernyataan saya diatas, saya  coba mengungkapkan pada dunia bahwa, kita tidak suka pada orang  berdasarkan apa yang telah dia lakukan, bukan karena dia berwarga negara  apa.
Bukankah kita tahu, ada banyak warga  Malaysia yang juga berbudi luhur. Contoh konkritnya adalah para  mahasiswa yang sedang berjihad di Indonesia. Mereka dengan penuh  perjuangan menuntut ilmu di negeri orang, dengan ketakutan suatu saat  akan dihajar oleh massa Indonesia. Perlu kita tahu juga bahwa banyak  pengusaha Malaysia yang berinvestasi di Indonesia dan memberikan  lapangan pekerjaan bagi kita. Well, dari pandangan negatif kita akan  melihatnya sebagai penjajahan. Tapi dari segi yang lain, kita akan tahu  bahwa Malaysia dan Indonesia memliki banyak kerjasama yang bersifat  positif.
Sekarang mari kita buat sebuah logika  yang terbalik, pilih mana, warga Indonesia yang berkelakuan bejat dan  tak tahu malu (saya rasa tidak perlu disebutkan contohnya) dengan warga  Malaysia yang jauh-jauh datang dari negerinya untuk belajar, sekaligus  menghidupi ratusan warung makan di Indonesia? (tak bisa kita pungkiri,  mahasiswa bagi sebagian warung makan sekitar kampus adalah wakil Allah  dalam memberi rezeki)
Karena itulah, saya berharap kita tidak  terjebak pada nasionalisme sempit yang mengecilkan peran negara lain.  Janganlah kita terjebak pada doktrin Ganyang Malaysia yang jelas-jelas dulu sudah gagal di era Soekarno. Ya, Soekarno tidak berhasil menjalankan ganyang Malaysia,  bukan karena kita lemah, tapi karena kita tidak seluruhnya sepaham  dengan sang proklamator. Buktinya, saat kita sepaham, gerakan  membebaskan Irian Barat justru berhasil. Padahal lawannya bukan  main-main, sekutu! Jadi, Ganyang Malaysia yang dulu sudah gagal untuk apa kita sekarang coba bangkitkan kembali??
Bukan karena kita dibilang serumpun, maka  kita harus berdamai. Tapi karena kita semua sama, sama-sama meminjam  bumi Allah. Seperti pertandingan timnas Indonesia lawan Malaysia, Siapa pun yang menang tidak masalah, kan itu hanya permainan, Bukan ‘perang yang  diwakilkan dalam lapangan hijau.’
Indonesia berjalan beriringan dengan Malaysia? Why not??
Ayo bangun dunia di dalam perbedaan jika satu tetap kuat kita bersinar! 
 
(walaupun saya mempostingnya bukan pada waktunya, tapi jika ada pertikaian lagi antara Indonesia vs Malaysia, baca saja artikel yang ini, mungkin bisa meredakan amarah) 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar